Proses komunikasi yang terjalin antara ayah dan ibu dari anak retardasi mental penuh dengan tantangan, dalam situasi ini anak retardasi mental perlu diberikan perawatan di keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan komunikasi orang tua anak retardasi mental dalam membangun ketahanan keluarga menggunakan teori komunikasi ketahanan. Metode dan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada sepuluh informan yakni lima ayah dan lima ibu dari anak retardasi mental. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi dilakukan oleh orang tua anak retardasi mental dalam membangun ketahanan keluarga diantaranya a) komunikasi dalam menyusun kenormalan baru, b) komunikasi dalam menyampingkan perasaan negatif dan mengedepankan tindakan produktif, c) komunikasi dalam menegaskan jangkar identitas. Ketiga proses tersebut memunculkan sebelas tema diantaranya komunikasi dengan pasangan, kerja sama, aktivitas sosial, rutinitas baru, mendekatkan diri kepada tuhan, dapat dukungan dalam menciptakan kenormalan, diskusi dengan pasangan, menggunakan hambatan sebagai strategi, percaya diri dalam menjelaskan identitas, berbagi cerita, dan dapat dukungan ketika mengalami kesulitan menjadi faktor untuk membangun ketahanan keluarga, Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi mengenai proses komunikasi yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan anak retardasi mental untuk membangun ketahanan keluarga.