Coffeebeans By Ancolmekar merupakan sebuah usaha atau bisnis yang digagas oleh mahasiswa Universitas Telkom untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Ancolmekar sebagai bentuk pengimplementasian program kerja dari pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Ancolmekar. Usaha ini dibuat untuk membantu penjualan produk kopi Desa Ancolmekar yang mengalami fluktuatif akibat kondisi pasar yang terbatas serta menunjukkan penurunan konsumsi dan penjualan produk kopi di masa pandemi COVID-19. Sementara itu, hasil pertanian kopi merupakan salah satu sumber pendapatan utama yang menopang perekonomian masyarakat, karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani kopi. Coffeebeans By Ancolmekar berencana akan membuka toko online melalui marketplace Shopee untuk menjual produknya. Produk yang akan dijual melalui toko Coffeebeans By Ancolmekar yaitu dalam bentuk roasted bean kopi dan bubuk kopi. Mengingat pengembangan usaha secara digital merupakan hal yang baru bagi petani kopi, maka diperlukan perancangan kelayakan pada rencana pengembangan bisnis Coffeebeans By Ancolmekar berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial. Berdasarkan hasil perancangan kelayakan usaha yang sudah dilakukan, didapatkan nilai NPV sebesar Rp 173.076.437, nilai IRR sebesar 35,97%, dimana MARR yang digunakan sebesar 10,82%, dan PBP selama 3,02 tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa rencana tersebut layak dilakukan. Pada perancangan ini juga dilakukan analisis sensitivitas, dengan pertimbangan terhadap peningkatan harga pembelian kopi per kilogram, penurunan pada harga jual, penurunan pada permintaan pasar, peningkatan biaya tenaga kerja, peningkatan biaya sewa bangunan, dan penggunaan inflasi tahunan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha Coffeebeans By Ancolmekar secara online sensitif terhadap peningkatan biaya pembelian kopi sebesar 17,17%, penurunan harga jual produk sebesar 6,76%, penurunan permintaan pasar sebesar 13,51%, peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 18,47%, peningkatan biaya sewa bangunan sebesar 35,57%, dan peningkatan inflasi sebesar 7,32%.