Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting untuk perekonomian Negara di Indonesia karena UMKM menjadi penyumbang Produk Dosmetik Bruto (PDB) terbesar, serta menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Sehingga pemilik UMKM perlu mengetahui apa saja elemen-elemen yang sudah berjalan dengan baik maupun yang belum baik agar pemilik UMKM dapat memaksimalkan aktivitas bisnisnya dan dapat bersaing kedepannya lagi, serta pemerintah daerah wajib mengetahui kebutuhan UMKM yang dapat mereka bantu agar nilai PDB daeranya meningkat dan meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan. Penelitian ini mengukur tingkat kematangan proses bisnis dan kesiapan TI pada perusahaan-perusahaan kuliner berkskala mikro, kecil, dan menengah berdasarkan metode Business Process Orientation Maturity Model (BPOMM) dari McCormack dkk. Penelitian ini akan dilakukan secara kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara kepada informan yang memiliki jabatan sebagai pemilik usaha atau dengan level top management terhadap empat perusahaan kuliner berskala mikro, kecil, dan menengah di Kota Bengkulu. Lalu untuk aspek kesembilan yang merupakan area Dukungan Sistem Informasi pada BPMM, penelitian ini menggganti dukungan TI untuk bisnis dengan kesiapan penerapan TI. Hal ini dilakukan karena aspek Dukungan Sistem Informasi pada metode BPOMM McCormack dkk lebih berfokus pada perusahaan yang telah mengimplementasikan TI, sedangkan mayoritas UMKM di Indonesia belum mengimplementasikan TI. Dari sampel perusahaan kuliner tersebut, maka dapat dipetakan karakteristik dan kecenderungan kesiapan TI yang dimiliki. Pada penelitian ini diperoleh nilai kematangan proses bisnis dan kesiapan penerapan teknologi informasi dari empat UMKM kuliner yang diteliti. Untuk nilai kematangan proses bisnis, tiga UMKM berada pada Tingkat 1 yaitu Ad hoc dan 1 UMKM berada pada Tingkat 2 yaitu Defined. Sedangkan nilai kesiapan teknologi informasi, dua UMKM berada di tingkat rendah dan 2 UMKM berada di tingkat sedang. Hasil akhir dari penilaian dua elemen tersebut dikaitkan dan diprofilkan menjadi tiga kategori, yaitu sama-sama sedang; rendah; dan bertolak belakang. Dimana UMKM HMK berada pada kategori sama-sama sedang, UMKM WSS dengan kategori sama-sama rendah, dan UMKM WSS serta BCH dengan kategori bertolak belakang.