Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor industri yang menjadi pilar penyangga perekonomian di Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun membuat persaingan antar usaha menjadi semakin ketat. Hal tersebut membuat para pelaku usaha berupaya meningkatkan kinerja perusahaanya agar dapat mempertahankan eksistensinya di pasar. UMKM XYZ merupakan salah satu UMKM yang memproduksi tahu di kabupaten Kudus. Permasalahan yang terjadi di UMKM XYZ adalah belum diketahui secara pasti indikator kinerja apa saja yang perlu ditingkatkan. Hal ini terjadi karena perusahaan belum memiliki key performance indicator (KPI) dan sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan perspektif owner pada aspek finansial saja. Berdasarkan hasil wawancara dengan owner diketahui bahwa fokus perusahaan yaitu pada proses produksi dengan mempertimbangkan aspek sustainability. Hal ini sejalan dengan teori sustainable supply chain management (SSCM).
Di dalam teori Sustainable supply chain management (SSCM) dijelaskan bahwa SSCM merupakan stretegi prerusahaan untuk mengintegrasikan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi dalam proses rantai pasok perusahaannya. Salah satu penerapan SSCM yang dilakukan yaitu pada proses produksi atau yang dikenal dengan sustainable production. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan KPI sustainable production serta merancang sistem pengukuran kinerja sustainable production pada UMKM XYZ. Namun penelitian kali ini hanya akan membahasa aspek lingkungan dan ekonomi saja. Supply chain operation reference (SCOR) merupakan model referensi operasi rantai pasok yang dapat digunakan untuk evaluasi, membandingkan aktivitas rantai pasok dan kinerja perusahaan. Proses bisnis UMKM XYZ dipetakan kedalam model SCOR versi 12.0 dari level 1-3. Selanjutnya KPI ditentukan berdasarkan metrik-metrik SCOR dan juga berdasarkan refrensi penelitian sebelumnya. KPI yang terpilih kemudian diverifikasi oleh perusahaan untuk memastikan KPI yang dirancang sudah sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan. Kemudian kuesioner perbandingan berpasangan dibuat untuk mendapatkan data prioritas masing-masing kriteria. Responden yang terpilih berjumlah 4 orang yang terdiri dari owner dan 3 orang karyawan produksi. Selanjutnya dilakukan pembobotan menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Setelah diperoleh bobot untuk masing-masing atribut dan KPI langkah selanjutnya adalah menghitung nilai kinerja aktual dan melakukan normalisasi nilai kinerjanya dengan menggunakan snorm de boer normalization. Normalisasi ini dilakukan karena setiap indikator memiliki skala ukuran yang berbeda-beda, setelah dilakukan normalisasi makan akan diperoleh nilai dengan skala ukuran yang sama.
Selanjutnya sistem pengukuran kinerja sustainable production dirancang dimulai dari membuat usecase diagram, usecase scenario serta mendefinisikan input serta output sistem. Sistem pengukuran kinerja tersebut dibuat dalam bentuk dashboard dengan menggunakan software microsoft excel. Setelah sistem ini jadi perlu dilakukan pengujian sistem oleh owner untuk menguji apakah sistem yang dibuat dapat digunakan dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh 16 KPI yang terdiri dari 9 sub-kriteria reliability, 2 sub-kriteria responsiveness, 1 sub-kriteria cost, 1 sub-kriteria agility, dan 3 sub-kriteria asset management. Perancangan sistem pengukuran kinerja menghasilkan sebuah dashboard pada software microsoft excel yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja sustainable production pada perusahaan. Dashboard ini dapat menampilkan nilai kinerja produksi secara keseluruhan maupun nilai kinerja untuk masing-masing kriteria.
Nilai kinerja tersebut dilengkapi dengan deskripsi dan color indicator yang membantu perusahaan untuk mengetahui indikator kinerja mana yang sudah baik dan yang belum. Dengan adanya sistem pengukuran kinerja sustainable production, perusahaan dapat melakukan pengukuran kinerja pada proses produksi sehingga dapat diketahui pada kriteria indikator kinerja mana yang sudah baik dan yang masih perlu dilakukan peningkatan.
Kata kunci — KPI, Sustainable Production, Sistem Pengukuran Kinerja, SCOR, AHP.