Peningkatan dan persaingan antar individu yang semakin kompleks, membuat individu dipaksa untuk mematuhi tuntutan yang ada di masyarakat agar dapat bertahan hidup dengan lebih baik. Akibatnya sebagian individu yang berada pada fase ini mengalami stres dan kewalahan. Tekanan ini telah melahirkan sebuah fenomena yang bernama quarter-life crisis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Oliver Robinson dari University of Greenwich mengatakan bahwa 86% dari 1.100 dewasa muda mengalami quarter-life crisis. Penelitian lainnya menjelaskan bahwa dukungan sosial berkorelasi terhadap quarter-life crisis dengan aspek tertinggi adalah dukungan keluarga sebesar 11%. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis-interpretif dengan metode kualitatif serta pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Pengumpuan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam terhadap tiga keluarga yang memiliki anak dengan rentang usia 18 - 29 dan mengalami permasalahan quarter-life crisis dalam hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman pendampingan quarter-life crisis yang dilakukan orang tua dapat membantu dalam proses pendampingan quarter-life crisis yang dihadapi anak berdasarkan pada pemaknaan terhadap pola komunikasi yang diterapkan oleh orang tua kepada remaja dalam masa transisi menuju dewasa.