Berdasarkan ketersediaan bahan baku tempurung kelapa serta peluang pasarnya, Telkom University berencana untuk memproduksi briket tempurung kelapa. Pada pembuatan briket tersebut ditemukan kendala dalam proses penggilingan dan penyaringan. Arang tempurung kelapa yang telah masuk dan digiling sebagian tertahan dan tidak dapat keluar melanjutkan ke proses berikutnya. Berdasarkan identifikasi akar permasalahan serta alternatif solusi yang telah diberikan, maka alternatif solusi yang dipilih oleh penulis adalah melakukan perancangan ulang mesin hammer mill utamanya pada bagian blade dan screen. Perancangan ulang desain menjadi faktor yang paling signifikan terhadap perpecahan partikel material atau proses penghalusan material dibandingkan faktor lainnya.
Penyelesaian masalah dalam tugas akhir ini adalah menggunakan Metode Reverse Engineering dan Redesign Methodology. Reverse engineering adalah proses pengukuran, analisis, dan pengujian untuk mengubah desain produk yang sudah ada. Pada penerapan metode ini penulis hanya melakukan perubahan pada desain baik pada blade dan screen, serta perubahan kecepatan yaitu yang awalnya 900 rpm menjadi 1.440 rpm. Material mesin usulan dan faktor lainnya masih dibuat sama dengan produk atau mesin eksisting.
Berdasarkan proses perancangan yang telah dilakukan, diperoleh spesifikasi rancangan terpilih adalah konsep B. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan menggunakan software EDEM, diperoleh hasil penggilingan menggunakan blade A merupakan hasil yang paling mendekati dan di bawah 0,4 mm (40 mesh). Selain itu diketahui bahwa waktu produksi menggunakan mesin rancangan telah menurun yaitu 186,607 detik.
Pengimplementasian rancangan blade dan screen hammer mill diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas Telkom. Diharapkan rancangan tersebut dapat dibuat secara nyata sehingga dapat menyelesaikan permasalahan pada proses produksi pembuatan briket arang tempurung kelapa.
Kata kunci — blade, briket batok kelapa, EDEM, hammer mill , screen.
Based on the availability of coconut shell raw materials and market opportunities, Telkom University plans to produce coconut shell briquettes. In the manufacture of briquettes found obstacles in the process of grinding and screening. Coconut shell charcoal that has been milled and entered is partially retained and cannot be released to proceed to the next process. Based on the identification of the root of the problem and the alternative solutions that have been provided, the alternative solution chosen by the author is to redesign the hammer mill machine, especially on the blade and screen sections. Design redesign is the most significant factor in the splitting of material particles or the process of refining materials compared to other factors
The solution to the problem in this final project is to use the Reverse Engineering Method and the Redesign Methodology. Reverse engineering is the process of measuring, analyzing and testing to change an existing product design. In applying this method the author only made changes to the design both on the blade and screen, as well as changing the speed, which was originally 900 rpm to 1,440 rpm. Withdrawal machine materials and other factors are still made the same as the existing product or machine.
Based on the design process that has been carried out, the selected design specifications are concept B. Based on the simulations that have been carried out using EDEM software, the milling results obtained using blade A are the closest results to and below 0.4 mm (40 mesh). In addition, it is known that the production time using the design machine has decreased, namely 186.607 seconds.
The implementation of blade and screen hammer mill designs is expected to be beneficial for Telkom University. It is hoped that the design can be made concretely so that it can solve problems in the production process of making coconut shell charcoal briquettes.
Keywords — blade, coconut shell briquettes, EDEM, hammer mill, screen.