Penerapan budaya organisasi pada start-up sangat diperhatikan oleh masyarakat khususnya generasi saat ini, karena dinilai memiliki kecenderungan budaya yang bersifat lebih fleksibel dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya. Namun berdasarkan data hasil survei menunjukkan bahwa 91% karyawan pada start-up memilih untuk mempertimbangkan mengundurkan diri dari perusahaan salah satu alasannya yaitu terkait budaya dan fleksibilitas. Berbeda halnya dengan Start-up NoLimit yang memperhatikan budaya organisasi sehingga dianggap baik oleh anggotanya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui penerapan dari budaya organisasi pada Start-up NoLimit sehingga terciptanya lingkungan kerja yang baik di tengah beban kerja yang berat. Riset penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Kemudian eknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori elemen budaya organisasi yang dikemukakan oleh McKenna dan Beech (2004: 15) meliputi artifacts, espoused values, dan basic underlying assumption. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Start-up NoLimit memiliki caranya tersendiri untuk menerapkan elemen dari setiap budaya. Pada artifacts, NoLimit telah menyisipkan kesan transparan, kenyamanan, ketenangan, kepercayaan, dan kekeluargaan. Lalu untuk espoused values berupa tagline NoLimit dengan penerapan budaya melalui kegiatan yang melibatkan anggota. Untuk basic underlying assumption/ asumsi dasar yaitu berupa kedisiplinan dan komunikasi yang baik.