Tingginya kasus perceraian saat ini mengakibatkan berkurangnya satu anggota keluarga sehingga mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam keluarga serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam kasus single parent, sang Ibu secara otomatis menjalankan peran ganda sebagai Ibu sekaligus seorang Ayah yang memenuhi kebutuhan anaknya. Akibat dari permasalahan tersebut, bisa menjadikan putus nya komunikasi Ibu tunggal dengan anak. Konflik yang terjadi antara Ibu tunggal dengan anak, dimulai dari komunikasi yang buruk dengan nada tinggi, dan saling menyalahkan antara anggota keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, diantaranya wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan paradigma konstruktivis dengan tujuan untuk mengetahui realitas pengalaman manusia yang dibentuk oleh lingkungan sosial dan menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memahami hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Peneliti mendapatkan hasil, bahwa keterbukaan diri seorang remaja kepada Ibu single parent yaitu seorang Ibu single parent memiliki caranya sendiri untuk mendidik anak-anak nya. Seorang anak remaja juga menjadi memahami kondisi Ibu nya sehingga dapat saling mengerti emosi satu sama lain dan lebih mengutamakan diskusi dalam berkomunikasi.
Kata Kunci : Keterbukaan Diri, Anak Remaja, Ibu Single Parent