Laporan keuangan merupakan suatu catatan yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya, dimana laporan ini berisi tentang kinerja perusahaan selama satu tahun penuh. Laporan keuangan ini kemudian menjadi suatu informasi yang berguna untuk internal perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya. Namun pada kenyataannya, laporan keuangan bisa dimanipulasi oleh pihak perusahaan dimana isi laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Kecurangan pada laporan keuangan bisa dalam bentuk menambah atau mengurangi beberapa poin secara material. Akibat dari adanya hal ini, maka dapat menyesatkan beberapa pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraud hexagon terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan audited yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan transportasi dan logistik periode 2017 – 2021. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dan telah memperoleh 12 perusahaan dengan periode penelitian 5 tahun, sehingga diperoleh 60 sampel dan telah dilakukan outlier dengan sisa 51 sampel. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi data panel.
Hasil penelitian yang menggunakan Eviews 12 menunjukkan bahwa pressure yang diproksikan dengan financial stability, opportunity yang diproksikan dengan ineffective monitoring, dan rationalization yang diproksikan dengan change in auditor secara signifikan berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan capability yang diproksikan dengan change in director, arrogance yang diproksikan dengan jumlah foto CEO, dan collusion yang diproksikan dengan kerjasama dengan pemerintah tidak berpengaruh secara terhadap kecurangan laporan keuangan.
Kata Kunci: kecurangan laporan keuangan, fraud hexagon