Ditetapkannya ibu kota baru di kalimantan selatan yaitu Banjarbaru akan memberikan dampak pada peningkatan sarana dan prasarana fasilitas publik termasuk bangunan pendidikan. Namun, terhadap lingkungan akan berdampak semakin berkurangnya sumber daya alam, kualitas udara yang baik, serta meningkatnya limbah dan penggunaan energi untuk kebutuhan sehari-hari. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berperan dalam membentuk karakter dan perilaku santri. Selain itu, pesantren juga merupakan lingkungan yang mendukung pembelajaran agama dan peningkatan spiritualitas. Sistem belajar dan mengajar di Pondok Pesantren menerapkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan sekolah formal umum. Sehingga membutuhkan sarana dan prasarana fasilitas yang lebih kompleks dalam menunjang pembelajaran serta aktivitas sehari-hari santri. Munculnya permasalahan tersebut menjadi urgensi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Green Design pada perancangan Ma’had Bakkah Putra. Tujuannya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, termasuk penggunaan energi yang berlebihan, emisi karbon, dan limbah. Dengan demikian, manfaat yang didapatkan tidak hanya dampak positif terhadap lingkungan tetapi juga pada kesehatan dan kesejahteraan siswa sehingga akan meningkatkan konsentrasi, produktivitas, dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Penerapan aspek Green Design dalam perancangan ini mengacu pada Green Building Council Indonesia (GBCI) dalam ranah Desain Interior dengan memaksimalkan kriteria Energy Efficiency and Conservation (EEC), Water Conservation (WAC), Material Resources and Cycle (MRC), dan Indoor Health and Comfort (IHC).
Kata kunci: Pesantren, Green Design, Lingkungan, Interior