IKM memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, Indonesia saat ini berada pada posisi tertinggi di Asia. Maka dari itu Kementrian Perindustrian menyatakan produktivitas IKM tekstil harus terus dilakukan.
Kain tenun endek dan kain tenun gringsing merupakan salah produk tekstil tradisional bali yang dibuat dengan cara ditenun. Dua daerah penghasil kain tenun tradisional bali dengan jumlah pertenunan tertinggi yaitu Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem. Penelitian ini mengambil objek pada tiga IKM tenun tradisional bali yang terletak di kedua kabupaten tersebut.
Dalam produksi kain tenun tradisional bali, produktivitas tidak dapat hanya dilihat dari kuantitas produk di mana proses pembuatan kain tenun tradisional bali harus berbasis pada budaya kreatif lokal bali sehingga dalam prosesnya seharusnya tidak dibuat masal dengan mesin. Sebagai upaya dari pemerintah untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensi kain tenun tradisional bali, pada 22 Desember 2020 kain tenun endek telah tercatat sebagai kekayaan intelektual komunal ekspresi budaya tradisional dan pada tahun 2021 Gubernur Bali merilis Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang penggunaan kain tenun tradisional bali.
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali terkait penggunaan kain tenun tradisional bali, masyarakat salah satunya juga dihimbau untuk turut mendorong dan memfasilitasi upaya kreatif dan inovatif dalam pengembangan industri kecil (IKM) menengah masyarakat bali guna memenuhi kebutuhan kain tenun endek ataupun kain tenun tradisional bali.
Pengembangan IKM dapat dilakukan dengan kemampuan IKM dalam mengelola teknologi, di mana teknologi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada produktivitas IKM dalam menghadapi persaingan. Menteri perindustrian juga mendorong pelaku IKM agar melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi agar IKM dapat bertahan dan menyesuaikan bisnis ke arah yang lebih produktif dan efisien sehingga mampu bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada ketiga IKM yang menjadi objek dalam penelitian ini, kondisi aktual komponen teknologi pada ketiga IKM berada pada nilai sofistifikasi yang rendah. Melihat dorongan dari pemerintah untuk mengajak pelaku IKM mempertahankan dan meningkatkan eksistensi IKM tenun tradisonal bali dan keinginan pemilik IKM untuk mengembangkan usahanya dengan peluang bisnis kain tenun tradisional bali yang meningkat, penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap komponen teknologi setiap IKM dengan menggunakan model teknometrik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga IKM berada pada tingkat teknologi semi modern, penelitian ini juga memberikan usulan yang dapat diterapkan oleh IKM agar dapat mengembangkan kontribusi teknologinya, dan jika IKM menerapkan usulan yang diberikan, ketiga IKM dapat meningkatkan posisi teknologinya menjadi modern dengan tetap mempertahankan proses produksi yang tradisional.
Kata Kunci: Manajemen Teknologi, Industri Kecil dan Menengah, Kain Tenun Tradisional Bali, Model Teknometrik.