Museum La Galigo merupakan bangunan yang berada dikawasan Benteng Rotterdam dan termasuk dalam kategori bangunan cagar budaya peninggalan kolonial Belanda yang dikonversikan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi bangunan museum yang kurang terawat dikarenakan pencahayaan yang minim dan material yang masih berasal dari zaman penjajahan Belanda dengan kelembaban yang tinggi pada ruangan memicu persepsi yang menyeramkan bagi masyarakat. Sehingga dibutuhkan pengalaman ruang dan aktivitas yang menarik. Tujuan dari perancangan ulang museum ini untuk menciptakan sarana pendidikan, pengalaman ruang bagi pengunjung, serta kenyamanan beraktivitas dalam museum tanpa adanya persepsi menyeramkan. Metode perancangan berupa data primer yang dilakukan dengan survey langsung menuju lokasi perancangan, wawancara, dokumentasi dan data sekunder dari studi literatur. Perancangan ini menggunkan konsep ‘’jelajah masa’’ untuk menjelajahi perjalanan kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan dengan pengembangan dengan tujuan pengunjung dapat merasakan pengalaman ruang dan mengetahui perjalanan setiap masa yang dilewati pada ruang pamer yang bernilai kenyamanan, pengalaman dan edukasi. Ruang pamer dibagi menjadi beberapa kategori diantaranya kebudayaan dan lintas peradaban, perkampungan dan adat istiadat, pedalaman agraris, pesisir dan kebaharian, dan terakhir pertumbuhan dan perkembangan kota.
Kata Kunci : Museum La Galigo, Psikologi ruang, Kolonial modern, Jelajah masa