Potensi peternakan unggas Indonesia sangat besar, tingkat konsumsi daging indonesia sebesar 424.979 ton per tahun yang masih didominasi oleh daging unggas sebesar 60% dari total konsumsi daging nasional dengan rata-rata konsumsi 6,7 Kg per Kapita, tidak terkecuali untuk unggas bebek. Pada tahun 2018, Himpunan Peternak Unggas Lokal mencatatkan adanya 30.000-ton permintaan daging bebek yang tidak terpenuhi dari total 75.000-ton permintaan dan akan terus mengalami peningkatan sebesar 15% setiap tahunnya. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan tingkat konsumsi daging bebek yang masih tinggi dengan rata-rata konsumsi sebesar 9.501 Ton setiap tahunnya dan terus mengalami kenaikan tahunan sebesar 3,9%. Kenaikan angka konsumsi ini juga dibarengi dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 3,3% setiap tahunnya. Peternakan D’Farm memilih untuk mendirikan peternakan bebek yang bertujuan menjadi peternakan bebek yang dapat mendistribusikan produknya ke seluruh Provinsi Jawa Timur. Peternakan D’Farm memilih mendirikan perusahaannya di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Peternakan D’Farm melakukan investasi untuk memulai proses bisnis pendirian peternakan di Jawa Timur. Berdasarkan analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan, menunjukan bahwa kelayakan pendirian peternakan D’Farm adalah layak untuk dijalankan dengan merujuk dari nilai NPV sebesar Rp391,787,475, nilai IRR sebesar 25.70%, nilai PBP pada 2,6 tahun, dan nilai R/C sebesar 1,93. Hasil rancangan tersebut juga dilakukan analisis sensitivitas terhadap variabel seperti peningkatan biaya bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, dan penurunan permintaan pasar. Hasil dari analisis sensitivitas menunjukan bahwa peternakan D’Farm sensitif terhadap kenaikan biaya bahan baku sebesar 160,97%, sensitif terhadap peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 42,42%, dan sensitif terhadap penurunan permintaan produjsebesar 5,52%.