Fenomena muncul pada tahun 2020 yang mengatakan air minum di Indonesia tercemar limbah tinja. Unicef mengatakan, hampir 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia pada studi baru pencemaran limbah tinja mengakibatkan transmisi penyakit diare, menjadi pemicu awal kematian balita. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 1.217 desa atau kelurahan di Jawa Barat terdampak pencemaran air. Di Indonesia, perusahaan air minum dalam kemasan terhitung sangat banyak ditemui. AMDK yang menjadi market leader di Indonesia selama 7 tahun adalah AQUA. Dengan presentase pangsa pasar terbesar disimpulkan konsumen lebih banyak mengkonsumsi AMDK merek Aqua dibanding merek lain. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa persepi masyarakat di Jawa Barat saat ini masih mengganggap pencemaran air akibat limbah tinja belum sangat berbahaya untuk dirinya sendiri, karena mereka hanya mengetahui kasus pencemaran tetapi tidak mengalaminya. Perilaku masyarakat yang kurang bijak akan bahaya pencemaran air akibat limbah tinja akan terus berlanjut apabila tidak dicegah. Masyarakat harus berlaku bijak, mengingatkan antara satu sama lain dengan mengikuti aturan yang pemerintah tetapkan. Persepi masyarakat Jawa Barat terhadap produk aqua tegolong baik, dengan kasus tersebut persepsi dari masyarakat terkait pencemaran air akibat limbah tinja tidak menyangkut terhadap produk aqua.
Kata kunci: Persepsi, masyarakat, limbah tinja, aqua