Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyuntingan gambar dalam pembuatan film fiksi dengan menggunakan elemen-elemen visual seperti warna, kontiniti, serta transisi. Tujuan utamanya adalah menciptakan alur agar narasi dapat tercipta secara kuat dan kohesif, yang dimana mampu mempengaruhi pengalaman individu di suatu daerah, dengan fokus pada studi kasus Desa Gunung Puntang. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan lokalitas untuk menggali bagaimana teknik penyuntingan dapat memicu refleksi identitas dalam keragaman budaya di berbagai daerah, dengan Masyarakat Desa Gunung Puntang sebagai contoh. Penelitian ini dilakukan melalui Teknik Observasi, Wawancara, Studi Pustaka, dan Kuisioner. Dalam prosesnya, penulis akan menerapkan teknik penyuntingan gambar dalam pembuatan film fiksi, mengacu pada karya-karya seperti "Negeri Di Bawah Kabut" (2011), "Filosofi Kopi” (2015), dan "Sarvani Buthani" (2018). Elemen visual yang dipilih akan digunakan untuk membangun atmosfer dan memperkuat pesan cerita yang terkait dengan perubahan sosial budaya pada masyarakat di Desa Gunung Puntang. Penulis bertanggung jawab dalam menyusun gambar-gambar yang direkam untuk menciptakan alur cerita yang menarik dan memengaruhi pengalaman penonton. Melalui pengetahuan tentang pengembangan usaha penanaman kopi yang memberikan manfaat ekonomi dan dampak positif pada pendidikan di Desa Gunung Puntang, penulis akan membantu memvisualisasikan keberhasilan lokalitas dalam menemukan identitas mereka melalui medium film.
Kata Kunci : Perubahan Sosial Budaya, Masyarakat Desa Gunung Puntang, Film Fiksi, Penyuntingan Gambar.