Laswi City Heritage yang sebelumnya difungsikan sebagai pusat gudang peti kemas dan melakukan perubahan fungsi sehingga pada pengolahan interiornya diperlukannya penanganan khusus, fasilitas lengkap sesuai dengan kebutuhan serta pengolahan elemen interior yang menarik mengacu pada perubahan fungsi guna untuk memfasilitasi bagi masyarakat Bandung dalam mendorong ekonomi kreatif dengan harapan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data primer dengan wawancara, observasi, dan studi lapangan. Sementara data sekunder dilakukan dengan studi literatur yang bersumber dari buku, jurnal, mau pun website. Perancangan Interior Laswi City Heritage ini menggunakan pendekatan adaptive reuse untuk menciptakan interior yang memperbaharui dan mengubah penggunaan bangunan atau situs cagar budaya yang sudah ada, tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah dan budayanya dengan cara Menggunakan treatment khusus double layering terutama dalam pengolahan elemen interior pada lantai seperti penggunaan pedestal dengan sistem raised floor, dinding menggunakan panel tambahan dan ceiling menggunakan ceiling gantung. Penggunaan penggayaan kolonial modern dengan jenis art deco streamline modern yang mendukung di masa pembangunan Laswi City Heritage sehingga diharapkan membawa wisatawan menyusuri waktu- waktu yang berharga tersebut. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut dapat membuat bangunan cagar budaya yang memberikan nilai tambah baru yang sesuai dengan kebutuhan masa kini tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah dan budaya yang dimilikinya.