Film merupakan sebuah media komunikasi visual yang mengungkapkan realita sosial, terutama pada film Ngeri-Ngeri Sedap yang berangkat dari persoalan orang tua suku Batak yang masih kolot dalam penerapan nilai-nilai adat istiadat sehingga mempengaruhi bentuk pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk pola asuh orang tua masyarakat suku Batak pada film Ngeri-Ngeri Sedap. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dan bantuan teori semiotika model Roland Barthes untuk melihat, meneliti, dan mengungkapkan aspek makna sign (tanda), denotasi, konotasi, dan mitos yang tersembunyi dari adegan yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, oleh karena itu dibutuhkan banyak data berupa hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka yang diolah dan dianalisis pada bagian pembahasan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua pada film Ngeri-Ngeri Sedap berupa pola asuh bersifat authoritarian (otoriter), dengan penerapan makna falsafah Batak sebagai acuan dalam berkehidupan yaitu mardebata (punya Tuhan), maradat (punya adat istiadat), marpatik (punya aturan dan undang-undang), marpinompar (punya keturunan), martutur (punya kekerabatan), marpangkirimon (punya pengharapan), dan maruhum (punya hukum). Oleh karena itu, bentuk makna yang terkandung dalam pola asuh orang tua merupakan landasan dan tujuan hidup bagi masyarakat suku Batak yang harus dicapai.