Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, menyebutkan sebanyak 84% laki-laki dan 81% perempuan Generasi Z telah berpacaran. Akan tetapi, cinta ini dapat memunculkan perkara baru, terutama bagi Generasi Z yang masih merupakan usia rentan karena rendahnya pengendalian diri, emosi yang tidak terkendali, serta kurangnya kemandirian dan kedewasaan yang belum terbentuk dengan baik. Hal inilah yang sering menyebabkan terjadinya masalah dalam komunikasi interpersonal Generasi Z dengan lingkungan sekitar yaitu adanya toxic relationship. Dalam penelitian ini menggunakan triangular theory of love yang dicetuskan oleh psikolog Robert Stenberg. Metode penelitiannya menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian yang didapatkan, bahwa pada komponen intimacy, keintiman dan intensitas komunikasi yang dilakukan para pasangan toxic relationship ini, cenderung tidak stabil dan selalu naik turun. Sedangkan untuk komponen passion, komunikasi dan hubungan interpersonal para pasangan toxic relationship ini, masih cenderung stabil karena adanya kesadaran dan keinginan untuk memenuhi hasrat biologis mereka. Kemudian untuk komponen commitmen pada hubungan toxic relationship juga cenderung tidak stabil dan naik turun, hal ini dikarenakan adanya rintangan, godaan, serta hambatan dalam sebuah hubungan yang menjadi pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cinta terhadap pasangannya.
Kata Kunci: Toxic relationship, komunikasi interpersonal, generasi z, tiga komponen cinta