Dalam pasar modal, bid dan ask dipengaruhi oleh jumlah informasi yang diterima oleh investor. Perbedaan informasi yang diterima tersebut menimbulkan adverse selection. Adanya adverse selection mendorong broker meningkatkan spread sehingga terjadi asimetri informasi. Selisih antara bid price dan ask price menujukkan tingkat bid ask spread. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan asimetri informasi yang diduga adalah public ownership, non-executive directors, risiko keuangan, CEO duality dan gender diversity.
Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index 70 (JII70) di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021. Dengan purposive sampling, diperoleh sampel 120 data observasi yang terdiri dari 30 perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan software yang digunakan yaitu STATA 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa public ownership, non-executive directors, risiko keuangan, CEO duality, dan gender diversity secara simultan merupakan determinan asimetri informasi. Sedangkan secara parsial hanya public ownership sebagai determinan positif dan risiko keuangan determinan negatif asimetri informasi.
Kebaharuan penelitian ini adalah public ownership sebagai faktor determinan positif asimetri informasi, hal ini juga merupakan kebaharuan untuk sektor JII70 di BEI. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti kembali variabelvariabel yang menjadi determinan asimetri informasi pada penelitian ini dan menggali fator-faktor yang diduga sebagai determian asimetri informasi.
Kata kunci: asimetri informasi, public ownership, non-executive directors, risiko keuangan, CEO duality, gender diversity.