Gaya fashion di masyarakat urban cenderung populer namun dinamis dalam suatu budaya yang dipengaruhi oleh selera masyarakat atau suatu kelompok tertentu. Hal ini pun mengacu pada masyarakat urban yang cenderung memilih produk tidak hanya berdasarkan fungsi, tetapi juga dilihat dari segi desain, material, warna, dan efektivitas. Fenomena tersebut dibuktikan oleh eksistensi produk urban streetwear dari Buaisou dan The Bluesville yang menggunakan material alami sebagai bahan produknya yaitu pewarna alam (Indigofera Tinctoria) yang menghasilkan warna biru natural. Fashion streetwear secara garis besar merupakan “street” berarti jalanan dan “wear” berarti pakaian, istilah tersebut merupakan gaya fashion yang biasa ditemukan di jalanan perkotaan. Penulis terinspirasi mengembangkan potensi yang terdapat pada urban brand streetwear dengan pengaplikasian pewarna alam yang berbeda yaitu pewarna alam daun ketapang dengan menggunakan mordan tunjung yang menghasilkan warna abu hingga hitam yang pekat. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu studi literatur, observasi, wawancara, dan eksplorasi. Berdasarkan hasil wawancara, di indonesia sendiri gaya streetwear masih mengadaptasi budaya luar, namun juga memiliki istilah penyebutan tersendiri salah satunya black mamba yang menyukai warna-warna gelap dan memberikan kesan edgy. Hasil akhir dari penelitian ini adalah menciptakan busana dengan mengabungkan beberapa unsur yang terdapat didalam 5 jenis streetwear seperti high fashion, techwear, skatewear, east culture, dan athleisure yang dikemas secara modern sehingga mempunyai bentuk dan karakter design yang berfokus pada potongan loose fit, casual, dan sporty namun dengan sentuhan yang lebih chic. Menggunakan material 100% katun yang menyerap pewarna alam dengan baik.
Kata Kunci: daun ketapang, pewarna alam tekstil, streetwear, urban