Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai wajar saham perusahaan pada sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data historis dari laporan keuangan perusahaan selama periode tahun 2017 hingga 2021 dan memproyeksikannya selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2022 hingga 2026. Penelitian ini menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan pendekatan Free Cash Flow to Firm dan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Earning Ratio dan Price to Book Value. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan simulasi dalam 3 skenario, yaitu skenario optimis (kondisi diatas pertumbuhan industri), skenario moderat (kondisi rata-rata industri) dan skenario pesimis (kondisi dibawah pertumbuhan industri). Dari 11 perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI, terdapat 3 perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian, yaitu MERK, SIDO dan TSPC.
Hasil penelitian menggunakan metode DCF-FCFF diperoleh hasil bahwa MERK mengalami kondisi overvalued pada skenario pesimis dan moderat, serta undervalued pada skenario optimis. SIDO mengalami overvalued pada semua skenario, sedangkan TSPC mengalami kondisi undervalued pada semua skenario. Untuk metode RV dengan pendekatan PER, diperoleh hasil bahwa MERK dan SIDO mengalami kondisi undervalued pada semua skenario, sedangkan TSPC mengalami kondisi undervalued pada skenario pesimis dan moderat, serta overvalued pada skenario optimis. Sementara itu, berdasarkan pendekatan PBV, diperoleh hasil bahwa MERK mengalami kondisi undervalued pada skenario pesimis dan overvalued pada skenario moderat dan optimis. SIDO mengalami kondisi overvalued pada semua skenario, sedangkan TSPC mengalami kondisi undervalued pada skenario pesimis dan moderat dan overvalued pada skenario optimis.
Kata Kunci: Valuasi, Discounted Cash Flow, Relative Valuation, Sub Sektor Farmasi.