Indonesia adalah negara terbesar di dunia dalam produksi tempe dan merupakan pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia digunakan untuk memproduksi tempe, 40% digunakan untuk memproduksi tahu, dan sisanya sebesar 10% digunakan dalam produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Di Babakan Tarogong, Kota Bandung, Jawa Barat, terdapat UMKM tempe yang masih menggunakan metode tradisional dalam proses produksinya. Pada saat pencetakan dan pengemasan, terdapat keluhan rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada bagian tubuh seperti lengan, bahu, punggung, atau leher dari operator yang dimana gejala tersebut bisa terkena dampak Musculoskeletal Disorders (MSDs). Oleh karena itu, diperlukan intervensi ergonomi dengan melakukan perhitungan menggunakan assessment seperti RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Selain itu, untuk memperbaiki aspek ergonomi, dilakukan penelitian dengan merancang produk baru yaitu alat bantu dengan menggunakan metode Quality Function Deployment sebagai acuan dalam proses desain dengan pendekatan antropometri dengan tujuan memastikan alat bantu yang dirancang sesuai dengan karakteristik fisik dari operator. Setelah mendapatkan rancangan yang sesuai, penelitian tersebut berhasil menurunkan nilai RULA dengan nilai awal 6 menjadi 3 yang menunjukkan adanya perbaikan pada aspek ergonomi.