Strategi Merger dan Akuisisi (M&A) diyakini mampu dapat bersaing secara kompetitif dan menambah kekuatan dalam meningkatkan identitas dan keuangan perusahaan. Namun, dikarenakan M&A merupakan cara yang berisiko sehingga strategi M&A yang dirancang tanpa adanya persiapan dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian besar. Strategi M&A menunjukkan hasil yang belum tentu memuaskan terutama pasca M&A. Peningkatan sinergi perusahaan pasca M&A dapat diindikasi oleh berbagai faktor seperti leverage, likuiditas, tingkat korupsi, umur perusahaan, dan perusahaan sejenis. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan M&A pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2022. Pendekatan penelitian bersifat kuantitatif dengan pengolahan data menggunakan microsoft excel dan SPSS 22. Metode yang digunakan yaitu uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen leverage, likuiditas, tingkat korupsi, umur perusahaan, dan perusahaan sejenis terhadap variabel dependen keberhasilan M&A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen leverage mempengaruhi keberhasilan M&A dengan pengaruh signifikan negatif. Hal ini diindikasi karena perusahaan banyak membiayai aktivitas M&A dengan menggunakan modal sendiri atau menahan sebagian laba untuk mendanai M&A, sehingga proporsi hutang tidak meningkat pasca M&A. Sedangkan variabel independen likuiditas, tingkat korupsi, umur perusahaan, dan perusahaan sejenis tidak berpengaruh terhadap keberhasilan M&A. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan M&A kepada peneliti selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk melakukan strategi M&A dan bagi investor mempertimbangkan melakukan investasi kepada perusahaan yang melakukan M&A dengan melihat kondisi kinerja keuangan perusahaan pada rasio leverage.