Penelitian ini mengeksplorasi ketahanan komunikasi dalam keluarga warga binaan wanita, terutama dalam konteks situasi kenormalan baru. Dengan menitikberatkan pada peran dukungan keluarga dan fasilitas komunikasi, penelitian ini mengidentifikasi proses-proses komunikatif yang membentuk ketahanan dalam menjalin hubungan sosial di antara kelompok warga binaan wanita. Pentingnya frekuensi kunjungan keluarga dan peran alat komunikasi dalam membentuk kenormalan baru menjadi sorotan utama penelitian ini. Keluarga warga binaan wanita menerapkan logika alternatif dengan menjaga komunikasi sehari-hari melalui kunjungan atau telepon, serta upaya mendekatkan diri pada nilai-nilai spiritual. Strategi ini juga melibatkan sesekali mengecilkan prasaan negatif dan mengedepankan tindakan positif untuk memperkuat solidaritas keluarga. Dengan menerapkan lima proses komunikatif, yaitu menyusun kenormalan baru, menegaskan jangkar identitas, memelihara dan menggunakan jaringan komunikasi, menerapkan logika alternatif, serta mengecilkan prasaan negatif, warga binaan wanita mampu membangun ketahanan yang positif selama masa hukuman. Kesimpulannya, implementasi keterlibatan komunikasi antara warga binaan wanita dan keluarga menciptakan hubungan yang sesuai dan bermanfaat. Dalam konteks ini, pengungkapan identitas diri dan keterbukaan keluarga membawa dampak positif pada pengalaman hidup warga binaan wanita. Penelitian ini menyoroti peran penting ketahanan komunikasi dalam membentuk pandangan positif dan mengatasi tantangan selama masa hukuman, khususnya dalam populasi warga binaan wanita.
Kata Kunci : Ketahanan Keluarga, Warga Binaan Wanita, Komunikasi Keluarga