Penelitian ini diambil dari fenomena bahwa Generasi Z berada di fase transisi, ketika orang tua masih ingin memiliki otoritas atas anak, sementara anak bertumbuh menginginkan otonomi sendiri. Segala perubahan tersebut memengaruhi nilai diri dan suasana hati anak yang berdampak pada proses interaksi dengan keluarga. Sedangkan keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan nilai dan norma pada anak. Kemudian indikasi masalah yang ditermukan adalah Generasi Z memiliki karakteristik yang malas belajar karena distraksi digital. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada pengaruh dari komunikasi keluarga terhadap motivasi belajar mahasiswa Generasi Z di Universitas Telkom. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan 400 responden dari para mahasiswa aktif angkatan 2020 – 2023 di Universitas Telkom menggunakan kuesioner daring (google form). Setelah dilakukan perhitungan, ditemukan adanya nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari hasil uji hipotesis komunikasi keluarga orientasi percakapan thitung 11.439 > ttabel 1.965. Disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak, maka terdapat pengaruh positif pola orientasi percakapan terhadap motivasi belajar mahasiswa Generasi Z di Universitas Telkom. Pola komunikasi orientasi kesesuaian mendapatkan hasil uji hipotesis thitung 11.507 > ttabel 1.965. Maka, disimpulkan H2 diterima bahwa terdapat pengaruh pada komunikasi keluarga orientasi kesesuaian terhadap motivasi belajar mahasiswa Generasi Z. Dari hasil persentase yang dihitung pada koefisien determinasi, komunikasi keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa Generasi Z di Universitas Telkom sebesar 47,3% sedangkan sisanya 52,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.