Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi Kampung Naga di kawasan entrance Kampung Sanaga sebagai upaya optimalisasi pengalaman pengunjung. Kampung Naga, dengan kekayaan budaya dan arsitektur tradisional Sunda, memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Namun, keterbatasan lahan memaksa sebagian warga untuk menetap di Kampung Sanaga, yang juga berfungsi sebagai kawasan komersial dan pintu masuk utama bagi pengunjung. Penelitian ini menggunakan metode design thinking yang melibatkan observasi, wawancara, studi literatur, dan kuesioner untuk mengumpulkan data dari pengrajin, pengelola, dan pengunjung di kedua kawasan tersebut. Pendekatan representative architectural digunakan untuk menganalisis dan merepresentasikan elemen-elemen arsitektur tradisional yang ada di Kampung Naga dengan fasilitas di kawasan entrance Kampung Sanaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi yang baik antara kedua kawasan ini dapat meningkatkan kualitas pengalaman pengunjung. Beberapa tantangan yang diidentifikasi meliputi kurangnya fasilitas pendukung, minimnya informasi dan edukasi tentang nilai budaya, serta rendahnya keterlibatan pengunjung dalam aktivitas lokal. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini mencakup peningkatan fasilitas di kawasan entrance Kampung Sanaga, penyediaan informasi edukatif yang komprehensif, dan pengembangan program-program partisipatif yang melibatkan pengunjung dalam kegiatan budaya dan sosial. Implementasi strategi-strategi ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan pariwisata di Kampung Naga, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat, serta menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan autentik bagi para pengunjung.
Kata Kunci: Kampung Naga, Kampung Sanaga, Representasi, Optimalisasi Pengalaman Pengunjung