Furnitur saat ini sudah mengalami perkembangan pesat ke arah keberlanjutan dengan mengutamakan konsep modular yang disertai dengan penggunaan material ramah lingkungan seperti bambu. Sayangnya, industri kerajinan bambu di Indonesia, yaitu di Sleman, masih mempertahankan desain tradisionalnya di saat trend sudah mengarah ke minimalisasi. Hal baiknya, terdapat satu Industri Kecil Menengah bernama Rosse Bambu yang memproduksi furnitur laminasi bambu, walaupun masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan dari bidang desain karena produk laminasi tersebut masih terbilang sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan furnitur bambu laminasi modular dengan fokus pada pengembangan sambungan case furniture agar tercipta sistem furnitur yang dapat diproduksi dengan mudah oleh Rosse Bambu. Penelitian menggunakan design thinking yang difokuskan pada aspek desirability, feasibility, dan viability untuk menciptakan inovasi. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan sistem sambungan hasil kombinasi sistem wedge slip-on dan konektor hub karena ternyata secara desirability pengguna lebih suka dengan sistem yang sederhana tanpa bantuan alat. Secara feasibility perusahaan hanya mampu menghasilkan laminasi yang kaku sehingga desain menggunakan sistem universal-for-completion dengan sistem grid tegak lurus yang modulnya seragam untuk memudahkan produksi panel laminasi bambu dalam jumlah banyak.