Stunting adalah keadaan saat balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia dan jenis kelamin yang diukur dengan standar pertumbuhan anak dari WHO. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan gizi adalah melakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala. Salah satu tempat yang dekat dengan masyarakat untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang adalah di Posyandu. Terdapat permasalahan dalam proses pengukuran anak, yaitu anak yang menangis dan tidak bisa diam saat diukur. Kondisi anak yang tidak bisa diam di tempat mengakibatkan alat timbang menjadi tidak seimbang, serta membuat kader kesulitan saat mengukur tinggi badan dan lingkar kepala. Penelitian dilakukan untuk merancang alat ukur antropometri anak (timbangan, alat ukur Panjang/tinggi badan, dan alat ukur lingkar kepala) yang ergonomis dan dapat membuat anak nyaman saat diukur sehingga meminimalisir pergerakan akibat tangisan atau ketakutan anak. Metode penelitian menggunakan pendekatan design thinking, suatu proses pendekatan desain yang berpusat pada kebutuhan manusia. Menggunakan analisis ergonomic fisik, kognitif dan ergonomi organisasi terhadap proses pengukuran anak di posyandu. Hasil penelitian berupa rekomendasi desain dan prototype salah satu jenis alat ukur (alat ukur tinggi badan). Evaluasi prototype menunjukkan bahwa desain yang direkomendasikan dapat digunakan, memudahkan kader saat melakukan pengukuran, dapat menghibur anak dan membuat anak nyaman.
Kata kunci: Alat Ukur, Anak, Ergonomi, Antropometri, Posyandu, Design Thinking