Sektor industri manufaktur merupakan tulang punggung ekonomi nasional, terlebih saat masa pandemi melanda Indonesia. Kinerja impresif dari sektor industri manufaktur tersebut juga diikuti dengan tingkat kecelakaan kerja nasional yang tinggi dan selalu meningkat tiap tahunnya, terhitung pada periode tahun 2017 hingga 2021. Pada tahun 2021, sektor industri manufaktur menjadi sektor yang berkontribusi jumlah kecelakaan kerja terbanyak dibandingkan sektor yang lainnya. PT. XYZ, sebagai salah satu pelaku industri manufaktur yang berpusat di Jawa Timur, memiliki tingkat kecelakaan kerja yang memprihatinkan di departemen kaleng. Hal tersebut tidaklah sesuai dengan target perusahaan yang ber-motto-kan “Zero Accident”. Hasil audit internal di departemen kaleng semakin memperkuat terjadinya kecelakaan kerja yaitu terdapat tiga operator yang tidak bekerja dengan
APD (Alat Perlindungan Diri) yang telah ditetapkan manajemen. Pembentukan peraturan terkait pemakaian APD tersebut merupakan bagian dari concern manajemen terhadap potensi bahaya dalam bekerja di area departemen kaleng. Temuan ini semakin menunjukan bahwa safety leadership dan safety behaviour di
departemen kaleng ini perlu dianalisa lebih mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan safety leadership di departemen kaleng PT. XYZ, mengetahui penerapan safety behaviour di departemen kaleng PT. XYZ, mengetahui kecelakaan kerja di departemen kaleng PT. XYZ, mengetahui pengaruh safety leadership terhadap kecelakaan kerja di departemen kaleng PT. XYZ, mengetahui pengaruh safety behaviour terhadap
kecelakaan kerja di departemen kaleng PT. XYZ, dan mengetahui pengaruh safety leadership melalui safety behaviour terhadap kecelakaan kerja di departemen kaleng PT. XYZ. Metode yang digunakan pada penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan sumber datanya adalah operator-operator departemen kaleng yang dikumpulkan datanya melalui kuesioner. Data yang didapatkan akan diolah menggunakan SEMPLS. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa safety leadership memiliki pengaruh signifikan terhadap kecelakaan kerja dengan t-value sebesar 3,582; safety leadership memiliki pengaruh signifikan terhadap safety behaviour dengan t-value
sebesar 3,013; safety behaviour memiliki pengaruh signifikan terhadap kecelakaan kerja dengan t-value sebesar 3,534; dan safety leadership melalui safety behaviour memiliki pengaruh signifikan terhadap kecelakaan kerja dengan t-value sebesar 2,099. Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi evaluasi
perusahaan dalam meningkatkan safety leadership dan safety behaviour di lingkungan kerja departemen kaleng PT. XYZ yang sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Kata Kunci: Manufaktur, Kecelakaan Kerja, Safety Leadership, Safety Behaviour