Dalam beberapa tahun terakhir, Bogor mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut, yang menciptakan peluang signifikan bagi sektor akomodasi. Akomodasi penginapan diperlukan untuk kebutuhan tersebut sehingga terdapat pembangunan cabang baru akomodasi penginapan di Tamansari. Kawasan ini terkenal karena keindahan alam dan warisan budayanya. Namun demikian, ada beberapa masalah muncul saat merencanakan cabang baru ini. Pertama, belum ditemukannya konsep lokalitas dalam desain interior eksisting Hotel Grand Cempaka Resort and Convention dan hotel resort sejenis di daerah Bogor, padahal ada regulasi dari pemerintah untuk mengangkat konsep lokalitas dalam tempat pariwisata. Kedua permasalahan pada aspek kenyaman pada eksisting hotel yang sudah ada, yang berkaitan dengan pengkondisian suara, pencahayaan, dan penghawaan. Ketiga ada permasalahan fasilitas pada eksisting Hotel Grand Cempaka Resort and Convention yang belum sesuai dengan standar hotel bintang 3. Peraturan pemerintah setempat menekankan pentingnya budaya lokal untuk meningkatkan daya saing pariwisata. Perancangan Hotel resort ini mempunyai tujuan agar tamu merasa nyaman dan memiliki pengalaman wisata berbeda di Bogor dengan menggunakan tradisi lokal daerah Tamansari Bogor yaitu pada Kampung Budaya Sindang Barang terutama pada Upacara Serentaun yang diimplementasikan dalam bentuk ruang interior menggunakan metode transformasi tradisi yaitu metode ATUMICS.
Kata kunci : Hotel Resor, Tamansari Bogor, Metode ATUMICS, Sindang Barang, Upacara Serentaun