Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi pelecehan seksual dalam film "Penyalin Cahaya" dengan menggunakan mitologi Yunani, khususnya karakter Medusa dan Perseus, melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Pelecehan seksual, sebagai tindakan seksual yang tidak diinginkan dan memaksa, sering kali diungkapkan melalui simbol dan mitos untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam. Film "Penyalin Cahaya" memanfaatkan simbol kepala Medusa untuk menyoroti ketidakadilan yang dialami korban dan menggambarkan bagaimana mitos dapat mencerminkan realitas sosial. Dalam film ini, Medusa melambangkan korban yang mengalami trauma dan stigma, sementara Perseus, yang dalam mitologi dianggap sebagai pahlawan, digambarkan sebagai pelaku pelecehan. Film ini menggunakan mitos untuk menunjukkan dinamika kekuasaan di mana korban sering berada dalam posisi yang lebih lemah dibandingkan pelaku, serta simbol refleksi untuk mengungkap kebenaran tentang pelecehan tanpa menambah trauma pada korban. Medusa juga menjadi simbol kekuatan yang muncul dari trauma, menyoroti perjuangan dan pemulihan korban. Metode penelitian ini menggunakan desain semiotika dan metode deskriptif untuk menganalisis simbol dan tanda dalam film tanpa membuat generalisasi luas, dengan analisis data bersifat induktif dan fokus pada makna. Temuan menunjukkan bahwa film ini secara efektif membangun narasi kompleks tentang pelecehan seksual dan manipulasi kekuasaan melalui adaptasi karakter mitologis, mengungkapkan bagaimana narasi mitologis sering digunakan untuk menutupi kejahatan dan mempertahankan kekuasaan patriarkal.
Kata Kunci: Representasi, Film “Penyalin Cahaya”, Semiotika, Roland Barthes, Pelecehan Seksual