Standar kualifikasi tenaga kerja meningkat karena persaingan bisnis yang ketat. Mahasiswa, sebagai calon tenaga kerja di masa depan, dituntut untuk memiliki kualifikasi yang baik agar dapat masuk ke perusahaan yang diinginkan. Pemerintah dan banyak perusahaan start-up di Indonesia telah berkontribusi dalam memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa melalui program kesempatan kerja sebelum lulus untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Fenomena work from home pasca COVID-19 dianggap sebagai salah satu strategi jangka panjang yang dapat memberikan keuntungan bagi pekerja dan pemberi kerja karena fleksibilitas yang diberikan. Saat ini, work from home telah banyak dimanfaatkan oleh angkatan kerja pelajar untuk untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis tanpa mengabaikan kewajiban belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh work study conflict (dianggap sebagai tuntutan pekerjaan) pada karyawan yang mengalami konflik peran ganda sebagai mahasiswa dan pekerja dan pengaruh penerapan work from home (dianggap sebagai sumber daya) dengan role clarity sebagai pemoderasi terhadap kepuasan karyawan melalui motivasi kerja dengan mengadopsi teori job-demand-resource. Populasi dari penelitian ini adalah 33 karyawan yang merupakan karyawan mahasiswa di tiga perusahaan start-up di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SEM-PLS dan conditional mediation analysis dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dipengaruhi secara negatif oleh work study conflict, dan work from home tidak dapat memperbaikinya. Setelah itu, motivasi kerja dapat meningkatkan kepuasan karyawan secara pribadi, dan role clarity memoderasi hubungan antara work study conflict dan work from home terhadap kepuasan karyawan melalui motivasi kerja.