Pandemi COVID-19 melanda dunia pada akhir 2019, menghentikan banyak aktivitas manusia. Terjadi beberapa fenomena sebagai akibat dari kondisi yang sulit ini. Pertama, banyak orang kehilangan pekerjaan karena bisnis tidak dapat berjalan normal. Kedua, teknologi berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan warga dunia untuk bertahan di tengah pandemi, termasuk di bidang keuangan. Ketiga, banyak orang mulai menggunakan teknologi untuk mendapatkan penghasilan. Karena pesatnya perkembangan teknologi dan penggunaan teknologi untuk mendapatkan penghasilan merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian orang, banyak orang terkena penipuan yang terjadi di bidang teknologi keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana indeks literasi keuangan orang, bagaimana mereka memilih untuk berinvestasi, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan literasi mereka tentang keuangan untuk mengurangi jumlah korban penipuan keuangan. Karena generasi milenial adalah mayoritas usia produktif di Indonesia, penelitian ini menargetkan generasi milenial. Penelitian ini terbatas pada wilayah Kota Bandung karena ada perbedaan dalam Upah Minimum Regional (UMR) dan perilaku pengambilan keputusan investasi antar kota.
Dalam penelitian ini, program SPSS digunakan untuk memeriksa 400 responden untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan memengaruhi keputusan investasi dan untuk mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi literasi keuangan. Tiga faktor yang digunakan untuk mengukur pengaruh literasi keuangan adalah pengetahuan, perilaku, dan sikap keuangan. Uji reliabilitas dan validitas, normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan regresi adalah uji SPSS yang dilakukan.
Penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan, perilaku, dan sikap keuangan bersama-sama memiliki pengaruh simultan yang signifikan terhadap keputusan investasi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa pengetahuan, perilaku, dan sikap keuangan masing-masing memiliki pengaruh parsial yang signifikan terhadap keputusan investasi.