Madu Trigona adalah salah satu produk unggulan dari Desa Wisata Sijambur, Kabupaten Samosir. Madu Trigona yang diproduksi oleh Pokdarwis O2 memiliki volume 300 gram dengan model pengemasan menggunakan botol kaca polos tanpa informasi produk. Sebagai produk unggulan, masalah ini dapat memengaruhi eksistensinya sebagai satu-satunya produk madu Trigona di Kabupaten Samosir. Untuk meningkatkan sinergisitas UMKM yang ada di Samosir, permasalahan kemasan madu Trigona Pokdarwis O2 menjadi peluang bagi pengrajin yang ada di Samosir. Salah satu pengrajin bambu yang ada di Samosir adalah pengrajin Sibotoroha. Melalui produksi kemasan madu Trigona ini dapat memberdayakan pengrajin Sibotoroha dalam memperluas lingkup pasar dan meningkatkan peluang usaha. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis fenomenologi. Perancangan kemasan madu Trigona Pokdarwis O2 menggunakan metode perancangan kemasan yang mengacu pada temuan ibu Sri Julianti dalam buku “The Art of Packaging”. Metode ini terdiri dari 5 tahap meliputi idea phase, design phase, feasibility phase, capability phase, dan yang terakhir launching phase. Analisis menghasilkan kemasan sekunder menggunakan material khas Sibotoroha bambu Apus dan carton board dengan pola flip top. Sedangkan kemasan primer menggunakan botol kaca dengan sistem perwajahan hanging tag untuk memenuhi kebutuhan perancangan Pokdarwis O2 yang ingin menampilkan tampilan madu Trigona melalui botol kaca apa adanya. Validasi menghasilkan kemasan menunjukkan pengaruh yang baik ketika dalam penjualan madu Trigona dilihat dari aspek visual yang unik dan menerapkan kekhasan material kerajinan Samosir. Adapun saran untuk pengembangan perancangan adalah penambahan bagian pegangan pada kemasan. Sehingga untuk mempermudah efisiensi kemasan ketika dibawa oleh pengguna/pembeli, diperlukan pengembangan desain kemasan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Kata Kunci: Madu Trigona, Bambu, Kemasan