Tradisi Dugderan di Semarang, yang merupakan bentuk akulturasi budaya sejak tahun 1881, mengajarkan anak-anak tentang tradisi, nilai-nilai religius, gotong-royong, dan persatuan. Tradisi ini mencerminkan toleransi antar suku, yang digambarkan oleh maskot Warak Ngendog. Sayangnya, nilai-nilai religius dalam prosesi ini semakin memudar, dan juga sulit untuk mendapat kajian yang membahas tentang tradisi tersebut secara mendalam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembuatan media informasi ilustrasi tentang Sejarah Dugderan dengan memanfaatkan visualisasi dengan tepat dengan target anak usia 7-9 tahun sehingga mereka dapat mengembangkan karakter dengan nilai budaya. Penelitian ini dilakukan di Semarang, dengan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi yang dilakukan langsung ke Semarang, wawancara semi- structured dengan narasumber terkait, survey pada anak- anak usia 7-9 tahun untuk memahami cara mereka melihat dan proses visual, dan studi pustaka.
Kata Kunci: Dugderan, Sejarah, Nilai Budaya