Salah satu inovasi yang dihasilkan oleh fintech adalah peer-to-peer lending. Namun dalam beberapa tahun terakhir dengan pertumbuhan yang pesat sayangnya masih banyak ditemukan sentimen negatif pada industri peer-to-peer lending ini. Apalagi dengan kemajuan teknologi dan internet, seluruh informasi mengenai peer- to-peer lending sangat mudah diakses melalui berita online dan media sosial. Banyaknya berita negatif mengenai peer-to-peer lending yang dapat menyebabkan penggiringan opini atau sentimen terhadap kinerja platform peer-to- peer lending. Selain itu faktor gender pemberi informasi juga berpengaruh terhadap kinerja pasar peer-to-peer tersebut. Berdasarkan dari penjelasan di atas belum pernah ada penelitian yang dilakukan sebelumnya di Indonesia sehingga penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh sentimen berita online dan informasi media sosial serta faktor gender pemberi informasi terhadap kinerja peer-to-peer lending. Metode analisis yang dilakukan adalah menggunakan regresi logistik dan data yang digunakan diambil melalui machine learning dengan bahasa pemrograman python di google collab dari opini media sosial, dan berita online, serta gender yang memberi opini di media sosial. Sedangkan kinerja keuangan peer-to-peer lending diambil dari laporan kinerja tahunan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara default. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa secara parsial sentimen berita online berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan peer-to-peer lending. Sedangkan, gender pemberi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan peer-to-peer lending Namun, secara simultan sentimen berita online, sentimen media sosial dan gender pemberi informasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan peer-to-peer lending.