Penyandang disabilitas di Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam mengakses transportasi umum karena kurangnya fasilitas yang mendukung aksesibilitas, seperti jalur landai, jalur khusus, dan lift yang memadai. Desain transportasi umum yang sering kali tidak mempertimbangkan kebutuhan pengguna kursi roda atau tunanetra, serta kurangnya pelatihan bagi petugas transportasi, memperparah situasi ini. Kondisi tersebut membatasi mobilitas penyandang disabilitas dan menghambat akses mereka terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. Proyek "TRANSITNEARME: Pengembangan Aplikasi Transportasi Publik untuk Penyandang Disabilitas Berbasis Mobile" menggunakan metode Waterfall, yang terdiri dari tahapan analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, pengujian, penyebaran, dan pemeliharaan. Proyek ini mengembangkan aplikasi yang memfasilitasi akses transportasi publik bagi penyandang disabilitas dengan berbagai fitur, seperti informasi halte, rute, jam operasional, dan tombol darurat. Aplikasi ini juga memiliki fitur khusus untuk pengemudi, seperti pengaturan durasi berhenti (ngetem) dan notifikasi darurat. Selain itu, fitur manajemen data transportasi publik bagi operator mencakup input data rute, tarif, dan kendaraan. Dengan framework Flutter, pengujian menggunakan Usability Testing, aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas transportasi publik bagi penyandang disabilitas. Proyek ini juga merekomendasikan perbaikan infrastruktur, seperti aksesibilitas bus Sekolah Luar Biasa (SLB), serta pengembangan aplikasi pencarian transportasi yang ramah disabilitas. Kolaborasi dengan organisasi disabilitas dan pelatihan bagi pengemudi serta staf transportasi juga ditekankan untuk menciptakan lingkungan transportasi yang lebih inklusif.
Kata Kunci: Penyandang disabilitas, transportasi publik, aplikasi mobile, aksesibilitas.