Menjadi anak bungsu dalam keluarga bisa menimbulkan perasaan inferior, di mana pendapat anak bungsu sering diremehkan karena usianya yang paling muda. Peran kakak yang menjadi role model dengan pencapaian karir dan kehidupan yang sukses sering kali membuat anak bungsu merasa tidak berharga saat sedang mencari jati diri. Ditambah dengan derasnya arus informasi dan budaya pamer di media sosial pada abad ke-21, perasaan inferior semakin diperparah. Banyak individu yang meragukan kemampuan diri mereka sendiri, sehingga muncul rasa malu dan takut untuk beraksi dalam kelompok. Kondisi psikis ini disebut Inferiority Complex, yang timbul karena rasa ketidakcukupan baik fisik maupun psikologis, aktual atau imajiner. Menggunakan seni interaktif sehingga karya yang dibuat memadukan medium elektronika dan medium seni lukis karya ini bertujuan untuk menyadarkan individu tentang kelebihan dan bakat unik yang mereka miliki serta pentingnya tidak merasa inferior terhadap pencapaian orang lain. Representasi karya ini mengambil konsep dari istilah "Midas touch" atau dalam Bahasa Indonesia disebut “tangan dingin” yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk membuat apa pun yang mereka kerjakan menjadi sukses, seperti sentuhan ajaib yang mengubah segala sesuatu menjadi emas. Hasil dari karya ini adalah lukisan landscape monokrom biru dengan medium elektronika di balik kaca akrilik riben hitam, menggunakan teknologi LED dan sensor sentuh. Karya "You Are Gold Enough" dirancang untuk mengingatkan audiens bahwa mereka berharga dan memiliki keunikan, membantu mengatasi perasaan inferior, dan membangun self-esteem yang lebih tinggi, serta mendorong individu untuk lebih percaya diri dalam menghadapi kritik dan pertanyaan tentang nilai diri mereka.
Kata Kunci: Inferiority Complex, Midas Touch, Self Esteem, Seni interaktif.