Pentingnya pendidikan seksual yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka ditekankan, karena anak-anak dengan disabilitas intelektual lebih rentan terhadap pelecehan seksual dan kurangnya pemahaman tentang tubuh mereka. Studi menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki kemampuan untuk membedakan sentuhan yang pantas dan tidak pantas, kebanyakan dari mereka tidak siap untuk melaporkan insiden-insiden tersebut. Anak dengan gangguan disabilitas intelektual sering menghadapi tantangan dalam memahami dan mengatasi perubahan fisik dan emosional selama pubertas, ditambah dengan risiko yang lebih tinggi terhadap kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan kerangka teori PRECEDE-PROCEED untuk menganalisis faktor predisposisi, penguat, dan pendukung yang mempengaruhi pemahaman dan praktik kesehatan reproduksi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksual yang tepat dan terstruktur penting untuk meningkatkan literasi dan kesadaran mereka, serta memberdayakan mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang tubuh mereka. Kerjasama dengan SLB C Terate diharapkan dapat memperkuat intervensi berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi siswa di sekolah tersebut terutama dalam hal kesehatan reproduksi dalam menghindari kekerasan seksual.