Pesatnya pertumbuhan pengguna internet di seluruh dunia mendorong peningkatan pelanggaran hak cipta terhadap produk digital seperti audio, gambar, dan video, termasuk penggandaan, distribusi, dan penyalahgunaan label hak cipta. Untuk melindungi konten digital, digital watermarking menjadi solusi efektif dengan menyisipkan informasi tertentu secara tersembunyi ke dalam media digital. Penelitian ini mengusulkan metode watermarking audio menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) untuk dekomposisi sinyal dan Compressive Sensing (CS) untuk mengompresi watermark secara efisien berdasarkan prinsip sparsity dan incoherence. Untuk meningkatkan performa sistem, digunakan Algoritma Genetika guna mengoptimalkan parameter penyisipan dengan mempertimbangkan tiga aspek utama, yaitu imperceptibility, robustness, dan capacity. Pengujian dilakukan terhadap tiga jenis audio: drum.wav, piano.wav, dan orchestra.wav. Hasil optimal diperoleh pada iterasi ke-35 dengan nilai fitness sebesar 0.6544. Berdasarkan hasil evaluasi, piano.wav memberikan performa terbaik dengan BER sebesar 0.07836 dan akurasi 92.16%, serta kualitas audio tertinggi berdasarkan penilaian Objective Difference Grade (ODG). Orchestra.wav menghasilkan Signal-to-Noise Ratio (SNR) tertinggi sebesar 37.73 dB, namun dengan kapasitas penyisipan paling rendah. Sementara itu, drum.wav memiliki payload tertinggi sebesar 361.29 bit dengan kualitas audio yang tetap baik.