Produksi garam di Indonesia umumnya masih dilakukan secara tradisional, dengan proses pemantauan salinitas dan pengendalian suplai air yang belum terotomatisasi. Kondisi ini menyebabkan pemindahan air antar petak tambak sering kali tidak tepat waktu, sehingga dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengendalian otomatis suplai air antar tambak berdasarkan nilai salinitas dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). Sistem dirancang menggunakan mikrokontroler ESP32 sebagai pusat kendali, dilengkapi tiga sensor salinitas untuk mendeteksi kadar salinitas, sensor DHT22 untuk memantau suhu dan kelembapan lingkungan tambak, serta relay dan pompa mini untuk mengalirkan air antar petak. Platform Arduino cloud digunakan sebagai media pemantauan data secara real-time. Hasil kalibrasi menunjukkan tingkat akurasi sensor salinitas sebesar 92,6% dengan rata-rata error sebesar 7,4%. Sistem ini berhasil menjalankan fungsi otomatisasi suplai air berdasarkan ambang batas salinitas yang telah ditentukan, yakni 4,9 PPT, 7,2 PPT, dan 8,8 PPT. Pengujian komunikasi data menunjukkan nilai delay sebesar 869,199 (ms) dan Jitter 869,734 (ms), packet loss sebesar 0% dan RSSI sebesar -63 dBm, yang masih dapat diterima untuk kebutuhan sistem prototipe. Meskipun belum diterapkan langsung pada skala produksi petani, sistem ini memberikan kontribusi awal terhadap pengembangan teknologi otomatisasi pada sektor pertambakan garam, serta dapat menjadi acuan dalam perancangan sistem serupa yang lebih presisi dan adaptif terhadap kondisi lapangan.
Kata Kunci: Internet of Things, Salinitas, Arduino cloud, Penyuplaian Air Otomatis, Quality of Service.