Gudang biji kakao milik gabungan kelompok tani (Gapoktan) memegang peran penting dalam rantai pasok kakao, terutama dalam menjaga kualitas hasil panen dan kelancaran distribusi kepada pembeli. Namun, proses bisnis yang saat ini berjalan masih mengandalkan sistem manual, mulai dari pencatatan stok masuk dan keluar, proses pengiriman, hingga pelaporan. Ketergantungan pada pencatatan manual ini menimbulkan berbagai kendala operasional, seperti keterlambatan pengiriman akibat data stok yang tidak akurat, risiko kesalahan pencatatan, serta hilangnya data penting. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang proses bisnis gudang melalui pendekatan Business Process Reengineering (BPR), dengan mengintegrasikan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) guna membentuk sistem Smart Logistic yang efisien, akurat, dan adaptif terhadap kebutuhan operasional. Metode yang digunakan mencakup observasi langsung di lapangan, wawancara dengan pengelola gudang, serta pemetaan proses aktual dan proses usulan berdasarkan prinsip BPR, seperti eliminasi aktivitas non-value-added dan penyederhanaan alur kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi RFID dalam aktivitas penerimaan dan pengeluaran biji kakao mampu meningkatkan efisiensi secara signifikan. Rerata waktu pencatatan yang sebelumnya mencapai 275 menit per hari berhasil dikurangi menjadi 189 menit, atau setara dengan pengurangan waktu sebesar 86 menit (31,27%). Selain itu, sistem baru juga memberikan visibilitas data stok secara real-time, memperkuat pengendalian internal, serta mendukung proses pengambilan keputusan secara cepat dan berbasis data. Dengan demikian, penerapan pendekatan BPR yang dikombinasikan dengan teknologi RFID terbukti mampu meningkatkan kinerja logistik gudang secara menyeluruh, serta memberikan keunggulan strategis bagi Gapoktan dalam menghadapi dinamika rantai pasok komoditas kakao.
Kata Kunci: BPR, RFID, Gudang, Biji Kakao