Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kearifan lokal dan kekayaan budaya yang beragam. Salah satunya adalah budaya Melayu di daerah Sambas. Dengan mayoritas penduduk muslim (579.114 jiwa), Sambas membutuhkan fasilitas publik seperti Islamic Centre sebagai pusat pembinaan, pengembangan, dan penyebaran dakwah Islam. Melalui pendekatan lokalitas, perancangan ini bertujuan untuk menciptakan interior yang mampu mengakomodasi beragam kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya dengan merepresentasikan identitas lokal Sambas. Metode perancangan meliputi studi lapangan (observasi dan wawancara dengan pengurus Islamic Centre), studi banding, serta studi literatur. Tema dari perancangan ini adalah "Reflecting the Beauty of Sambas Culture" dan memiliki konsep "Cultural Harmony." Hasil perancangan menerapkan elemen visual budaya lokal, seperti palet warna, bentuk arsitektur daerah, pemilihan material, dan aplikasi ornamen pada interior.