UMKM di Kota dan Kabupaten Bandung memiliki peran penting dalam perekonomian daerah, namun adopsi teknologi pembayaran digital seperti QRIS belum diikuti dengan pemanfaatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor psikologis yang memengaruhi niat pelaku UMKM dalam menggunakan QRIS, dengan menggunakan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperluas dengan dua variabel eksternal: security dan perceived relative advantage. Pengolahan data dilakukan melalui pendekatan kuantitatif menggunakan PLS-SEM dengan bantuan RStudio dan SmartPLS, berdasarkan 95 responden pelaku usaha mikro di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa attitude dan perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap niat menggunakan QRIS, sedangkan subjective norms tidak. Perceived relative advantage dan security terbukti memperkuat sikap dan kontrol perilaku, sehingga berdampak tidak langsung terhadap niat perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan adopsi lebih dipengaruhi oleh persepsi individu, bukan tekanan sosial.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mendorong adopsi QRIS yang berkelanjutan, diperlukan pendekatan sistem informasi yang mempertimbangkan desain user experience yang intuitif, edukasi berbasis nilai, dan penguatan rasa aman digital. Hasil ini memberikan kontribusi teoritis dalam pengembangan TPB serta rekomendasi praktis bagi pemerintah dan pengembang teknologi.
Kata kunci— QRIS, Theory of Planned Behavior, UMKM, perceived security, relative advantage, PLS-SEM, R Programming.