Pada kondisi existing Gudang CV XYZ belum menerapkan kebijakan persediaan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa gejala dan dampak yang ditimbulkan. Permintaan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol maka Gudang CV XYZ perlu menyesuaikan kebijakan replenishment terhadap variabilitas permintaan. Dalam 1 tahun atau 51 minggu terjadi 46 kali backlog sehingga persentasenya adalah 90,20% dan permintaan yang dipenuhi secara normal adalah 9,80%. data kuantitas backlog kedelai di Gudang CV XYZ di tahun 2023. Total biaya persediaan aktual yang telah dihitung menggunakan rumus klasik menunjukkan persentase yang berlebih sebesar 9,03%, hal ini karena adanya biaya kekurangan yang timbul akibat kekurangan permintaan. Sehingga rumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimanakah usulan kebijakan persediaan pada Gudang CV XYZ untuk meminimasi total biaya persediaan.
Model ini membandingan dua kondisi yaitu aktual dengan No-VMI dan aktual dengan VMI dengan asumsi yang telah disebutkan, VMI dapat mengurangi total biaya rantai pasokan jika ongkos pesan di supplier lebih besar dari ongkos pesan di buyer. Model ini memiliki parameter permintaan yang deterministik serta lead time diasumsikan nol sehingga perlu penyesuaian jika digunakan dalam model penelitian tugas akhir. Kedua kebijakan ini akan menjadi pertimbangan untuk pemilihan kebijakan mana yang paling hemat dan sesuai dengan kebutuhan, selain itu tujuan menggunakan VMI adalah meningkatkan koordinasi antara supplier dan buyer. Berdasarkan numerical example dari perhitungan menggunakan kedua kebijakan yang ditinjau dapat ditarik kesimpulan bahwa model (r, Q) dampaknya lebih signifikan dalam mengurangi total biaya persediaan namun membutuhkan tingkat responsivitas yang tinggi karena model (r, Q) dapat menghasilkan pengurangan dalam jumlah permintaan yang dibacklog.
Total biaya persediaan berhasil diminimasi dari kondisi aktual ke No-VMI sebesar 30,26%, sedangkan aktual ke VMI sebesar 90,26% dengan nominal Rp 1.059.293,94. Perbandingan kondisi aktual dengan dua model usulan perbaikan menghasilkan keputusan bahwa sistem VMI feasible untuk diimplementasikan pada kondisi aktual. Jika ketidaksamaan ini dipenuhi maka total biaya persediaan VMI lebih kecil daripada No-VMI, selain itu dalam VMI supplier akan menanggung biaya pesannya sendiri dan mengambil keputusan dalam replenishment sehingga supplier juga akan bersedia jika beralih ke sistem VMI jika biaya pesan tidak terlalu kecil dan tidak menyebabkan kerugian sistemik.