Persaingan di industri farmasi mendorong perusahaan untuk meningkatkan efektivitas mesin dalam proses produksi. PT Bintang Toedjoe menargetkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) sebesar 75% pada setiap lini produksi. Namun, selama Januari–September 2024, lini produksi BEJO mencatat OEE terendah sebesar 64,01%, terutama disebabkan oleh rendahnya nilai Availability. Masalah ini memicu pemborosan (waste) dalam produksi sehingga diperlukan penerapan Lean Manufacturing. Penelitian ini menggunakan Value Stream Mapping (VSM) untuk mengidentifikasi pemborosan dan menganalisis akar masalah melalui Fishbone Diagram, Whys Analysis, dan Interrelationship Diagram. Hasil analisis menunjukkan adanya waste waiting pada proses filling, yang disebabkan oleh lamanya waktu pergantian operator kemas dan keterlambatan dalam menangani produk yang menumpuk di akhir batch. Perbaikan yang diusulkan meliputi spesialisasi kerja operator, peningkatan program Quality Talk, pembuatan standarisasi kerja operator kemas menggunakan Flow Process Chart (FPC), serta penggantian plastik OPP saat line clearance. Setelah implementasi, waktu line clearance menurun dari 3.636 detik menjadi 3.024 detik. Waste waiting akibat line clearance berkurang dari 1.836 detik menjadi 1.224 detik, dan keterlambatan akibat tampungan produk menurun dari 816 detik menjadi 216 detik. Implementasi ini membuktikan bahwa Lean Manufacturing efektif dalam mengurangi pemborosan waste waiting pada lini produksi BEJO.