Di era pesatnya perkembangan teknologi, adopsi financial technology (Fintech) oleh Generasi Z (Gen Z) menjadi krusial, namun seringkali diiringi oleh fenomena technostress. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi adopsi layanan perbankan digital SeaBank oleh Gen Z di Jawa Barat dengan menguji model terintegrasi dari Technology Acceptance Model (TAM), Theory of Planned Behavior (TPB), dan anteseden pemicu technostress (Accessibility, Customer Support dan Security). Pada penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif, dengan mengumpulkan data kuesioner dari 396 responden yang dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan SmartPLS dan R Programming SEM in R Package, dengan hasil 11 dari 15 hipotesis yang diajukan berhasil diterima. Hasil analisis mengungkapkan bahwa Behavioral Intention secara dominan tidak dipengaruhi oleh Attitude Toward Fintech (β = 0.048; T = 0.792), melainkan oleh Perceived Behavioral Control sebagai prediktor terkuat (β = 0.421; T = 5.265) dan Subjective Norm (β = 0.328; T = 4.694). Di antara faktor pemicu technostress, Security terbukti menjadi anteseden paling dominan, yang secara signifikan memengaruhi ketiga konstruk psikologis utama yaitu Attitude Toward Fintech (β = 0.238), Subjective Norm (β = 0.250), dan Perceived Behavioral Control (β = 0.373). Secara keseluruhan, model ini mampu menjelaskan 38.6% varians dari Behavioral Intention. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adopsi oleh Gen Z lebih bersifat pragmatis (rasa mampu) dan sosial daripada afektif (rasa suka). Implikasinya, Keamanan bukan hanya fitur teknis, melainkan fondasi strategis untuk meredakan technostress dengan cara membangun rasa kontrol dan kepercayaan pengguna, yang pada akhirnya merupakan pendorong adopsi paling esensial.
Kata Kunci — Fintech, Technostress, TAM, TPB, Gen Z, SeaBank, SEM-PLS, Aksesibilitas, Keamanan, Dukungan Pelanggan.