ABSTRAK
Instalasi Kedokteran Nuklir RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) menghadapi tantangan dalam efisiensi proses pengadaan radiofarmaka yang berisiko memengaruhi kontinuitas layanan pasien. Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSHS Tahun 2024, ditemukan adanya kendala dalam realisasi anggaran pengadaan akibat masalah ketersediaan stok vendor dan batasan waktu proses, yang berkontribusi pada tidak tercapainya 11,11% Indikator Kinerja Utama (IKU) rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko utama, merancang strategi mitigasi yang terstruktur, serta mengembangkan purwarupa sistem monitoring untuk proses pengadaan radiofarmaka.
Dengan menerapkan kerangka kerja
Supply Chain Operations Reference (SCOR) 12.0
Racetrack dan metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), penelitian ini mengidentifikasi
Responsiveness sebagai atribut kinerja paling kritis. Analisis metrik menunjukkan adanya kesenjangan waktu yang signifikan pada proses administratif, yaitu
Select Supplier and Negotiate Cycle Time dan
Authorize Supplier Payment Cycle Time. Berdasarkan analisis FMEA, Keterlambatan Pengiriman dari Vendor diidentifikasi sebagai risiko paling kritikal dengan nilai
Risk Priority Number (RPN) awal sebesar 66,80.
Sebanyak empat strategi mitigasi diusulkan, dengan Implementasi Modul
Monitoring & Peringatan Dini Risiko Pasokan menjadi prioritas utama. Sebagai bukti konsep, sebuah purwarupa sistem
monitoring berbasis Microsoft Excel telah dirancang, yang memungkinkan pencatatan insiden, pemantauan operasional melalui
dashboard interaktif, dan analisis strategis untuk mendukung pengambilan keputusan. Implementasi usulan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses, menjamin ketersediaan radiofarmaka, dan memperkuat keandalan rantai pasok di Instalasi Kedokteran Nuklir RSHS.
Kata Kunci: Mitigasi Risiko, Rantai Pasok, Radiofarmaka, SCOR 12.0
Racetrack.