Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi kesehatan yang diterapkan oleh Kader Posyandu dalam menurunkan angka stunting di Desa Besuk Agung, dengan fokus pada faktor pendukung dan penghambat efektivitas komunikasi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap informan utama (Kader Posyandu) dan informan pendukung (ibu balita dan ahli). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi dilakukan secara sistematis melalui lima unsur utama: komunikator (Kader yang kredibel), pesan (edukatif dan persuasif), media (buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kartu Menuju Sehat, WhatsApp, pengeras suara Masjid dan pengeras suara Kantor Desa), sasaran (ibu balita dengan pendekatan partisipatif), dan dampak (peningkatan kesadaran dan perilaku ibu). Keberhasilan strategi ini didukung oleh tujuh faktor utama yaitu kredibilitas kader, konteks komunikasi, konten yang relevan, kejelasan pesan, kesinambungan komunikasi, kemampuan audiens, dan saluran distribusi pesan. Namun demikian, tujuh faktor penghambat juga ditemukan, seperti kendala teknis, semantik, psikologis, fisik, kerangka berpikir, dan budaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan strategi komunikasi kesehatan sangat bergantung pada kemampuan Kader untuk beradaptasi dengan kondisi sosial budaya masyarakat dan mengatasi hambatan yang ada. Temuan ini menunjukkan pentingnya adaptasi komunikasi yang berfokus pada konteks lokal, hubungan personal, dan program berkelanjutan untuk keberhasilan program penurunan stunting di desa.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Kesehatan, Kader Posyandu, Stunting, Desa Besuk Agung, Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Komunikasi