Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi generasi milenial terhadap individu bertato di Kabupaten Tanggamus. Tato, sebagai bentuk ekspresi diri, masih sering dikaitkan dengan stigma negatif dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini menggali pandangan enam informan utama melalui wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan merujuk pada teori persepsi Jalaluddin Rakhmat (2018) yang menekankan proses penginderaan, atensi dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi generasi milenial terhadap individu bertato bersifat beragam dan dipengaruhi oleh nilai-nilai personal, pengalaman interaksi langsung, serta keinginan untuk memahami makna di balik ekspresi tersebut. Meskipun sebagian besar masih menunjukkan sikap hati-hati karena pengaruh lingkungan sosial dan religius, sebagian lainnya mulai menumbuhkan sikap netral dan toleran. Penelitian ini memperlihatkan bahwa generasi milenial berada di antara tarik-menarik nilai tradisional dan modernitas dalam memaknai keberadaan tato dalam kehidupan sosial.